Belajar sukses dari Orang sukses

Kaya itu wajib miskin itu dosa
( Ayi.Muzayini Penulis buku : The beuty of trading wit god )
oleh : Abdul afif
Sangat banyak masukan dari seorang dai muda asal suka bumi mantan kuli panggul yang kini menjadi orang hebat Dai,trainer,pengusaha , serta pendiri sekolah modern berbasis al-quran , satu yang paling teringat dalam pikiran saya adalah ketika beliau mengatakan Kaya itu wajib miskin itu dosa , sehingga saya sanggup berbagi tulisan yang sedang anda baca ini mudah-mudahan tulisan saya ini bermaanpaat

Islam mewajibkan seorang muslim untuk selalu bekerja keras, untuk dapat mencapai apa yang ia inginkan, karena dengan bekerja seseorang bisa mendapatkan kekayaan, dengan bekerja keraslah manusia bisa mendapatkan nafkah, oleh karena itu Allah melapangkan bumi ini serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan nafkahnya. Allah menyediakan apa saja yang ada di bumi ini untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Di mana saja dan kapan saja kita dapat mencari nafkah yang telah diberikan Allah kepada kita Allah telah memberikan penghidupan bagi manusia dihamparan bumi ini. Oleh karena itu manusia diciptakan di muka bumi ini sebagai pemakmur bukan sebagai perusak yang harus tetap memanfaatkannya dan melestariannya.

Manusia harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Rizki yang diperoleh oleh seseorang hampir semuanya melalui bisnis atau jual beli sembilan persepuluh dari rizki yang didapatkan oleh seseorang melalui bisnis atau jual beli. Begitu banyak contoh bertebaran di sekitar lingkungan kita yang memberikan contoh usaha berdasarkan minat yang dilakukan penuh ketekunan, pengabdian dan rasa cinta. Tampaknya memang tak ada jalan lain, sukses hanya dapat di raih dengan kerja keras, bukan kerja semalam, bukan sukses semu yang dibangun dari fasilitas.

Manusia dalam aktivitasnya sebagai makhluk sosial tidak bisa terlepas dari proses perdagangan jual beli. Untuk mempertahankan hidup, manusia perlu makan minum serta mencukupi kebutuhan sehingga untuk memperolehnya dengan melalui perdagangan, bahwa Allah SWT membolehkan adanya perdagangan jual beli atau berbisnis sistem ekonomi Islam menjadi pilihan, sebagai sistem pertengahan yang menjadikan moralitas dan akhlak sebagai landasannya. Ekonomi Islam berada di atas Kapitalisme dan Komunisme, mempergunakan moral dan hukum Islam untuk menegakkan bangunan suatu sistem yang praktis di dunia.

Bisnis selalu memainkan peranan penting dalam kehidupan semua orang di sepanjang masa. Hal ini berlaku pada kaum muslimin saat ini. Karena pentingnya bisnis maka agama mendorong mereka untuk berbisnis. Nabi Muhammad SAW adalah seorang pengusaha tulen untuk jangka yang lama. Namun kaum muslimin kontemporer mendapati dirinya berhadapan dengan dilema berat walau mereka terlibat aktif, mereka tidak yakin apakah yang mereka jalankan benar atau salah. Bukan hanya bisnis itu yang membingungkan mereka, tetapi lebih pula bentuk-bentuk baru, kelembagaan, metode-metode, dan teknik bisnis modern.

Salah satu cara terbaik untuk meraih sukses adalah mengamati tindakan-tindakan orang yang telah sukses tetapi tidak lupa pula kita harus memperhatikan bagaimana usaha-usaha tersebut apakah sudah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. Caranya dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang selalu mereka terapkan, lalu mencoba untuk menerapkan pada diri kita. Prinsip-prinsip bisnis Rasulullah adalah nyata, dapat dipelajari oleh siapa saja yang mau meluangkan waktu untuk mempelajari dan menerapkannya. (Jackie Ambadar, Miranty Abidin, Yanty Isa, 2004:13).

Dunia bisnis Islam memberikan pelajaran agar selalu memegang asas keadilan dan keseimbangan. Selain itu juga telah dicontohkan aplikasi nilai-nilai Islam dalam mengelola bisnis oleh Nabi Muhammad SAW agar berhasil baik di dunia ataupun di akhirat. Nilai-nilai bisnis Islam telah menjadi tren baru dalam mengendalikan tujuan dan harapan ekonomi dalam jangka panjang, yang selalu mengedepankan kejujuran, kepercayaan, keadilan (profesional) dan komunikatif akan membawa spirit moral dalam bisnis sehingga melahirkan suatu bisnis ataupun usaha yang transparan.

Sisi kehidupan Nabi Muhammad SAW yang kurang mendapat sorotan adalah karirnya sebagai pedagang atau pengusaha. Dalam literatur dan kisah sekitar masa mudanya, Nabi banyak dilukiskan sebagai Al-Amin dan As-Shiddiq. Lebih dari dua puluh tahun lamanya Muhammad SAW, berkiprah di bidang wirausaha, sehingga beliau dikenal diYaman, Syria, Busrah, Iraq, Yordania dan kota-kota perdagangan di jazirah Arab. Nabi Muhammad telah meletakkan dasar-dasar moral, manajemen dan etos kerja yang mendahului zamannya. Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan telah mendapatkan pembenaran akademis dipenghujung abad ke-20 atau awal abad ke-21. prinsip bisnis modern, seperti tujuan pelanggan, pelayanan yang unggul, kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan kompetitif semuanya telah menjadi gambaran pribadi dan etika manajemen bisnis Muhammad SAW ketika masih muda (Yafie:2004).

Sulit dibantah karena sudah terpatri sebagai fakta sejarah bahwa sejak masa mudanya Rasulullah SAW merupakan seorang organisator dan administrator yang ulung. Nabi merupakan seorang perencana, pengorganisasi, penggerak (pembimbing/pengarah) dan pengawas yang luar biasa, sehingga kerja sama antar umatnya berlangsung sangat efektif dan efisien (Nawawi : 2001) kesuksesan yang di raih oleh Rasulullah SAW tentunya sesuai dengan sifat dan kepribadian yang merupakan aplikasi dari kenabian nya. Kepribadiannya menjadi teladan bagi para pemimpin dan manajer, menjadi kata kunci dalam meraih kesuksesan. Sebagaimana dijelaskan Jamil (2001) bahwa kesuksesan para penguasa dewasa ini, merupakan hasil dari empat formulasi yaitu kejujuran, kepercayaan, kreatif dan informative.Saudara belajarlah berbisnis mulai saat ini juga di sini ada peluang bisnis cobalah klik di sini

HIKMAH

  • Apabila satu pintu tertutup, maka pintu yang lainpun terbuka lebar. Akan tetapi seringkali kita menatap pintu yang tertutup itu begitu lamanya dan begitu sedihnya, sehingga kita tak menyadari ada pintu lain yang terbuka lebar bagi kita. (Alexander Graham Bell).
  • Dengan ilmu, kehidupan menjadi mudah, dengan seni, kehidupan menjadi halus, dengan agama, hidup menjadi terarah dan bermakna. (Prof. Dr. HA. Mukti Ali).
  • Hidup ini terlalu singkat untuk berpikir kerdil. (Benyamin Disraeli).